Kamis, 14 April 2011

TUGAS INTEPRETASI RUANG

yaaa,
ini salah satu tugas kami dalam studi perencanaan wilayah dan kota.
ini ngejiplak (duplikasi) doang sihh, 
alatnya :
-peta dasar
-kertas transparasi
-kertas kalkir
- pulpen milipen / rotring
-pulpen snowman untuk OHP
-penggaris
-pensilwarna

:))
fungsinya untuk membuat peta tata guna lahan daerah setempat :))

Senin, 04 April 2011

Kotagede Yogyakarta ( TUGAS TEKKOM ) :*

Kotagede
Yogyakarta

            Jika mengunjungi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tak lengkap jika tidak mengunjungi Kotagede. Sebuah kawasan yang masi sangat asri akan unsur budaya dan religiusnya ini memiliki banyak potensi, baik potensi sejarah, potensi alam, dan berbagai potensi lainnya.
 Kotagede merupakan kawasan pemukiman kuno yang ada sejak abad 16 M,dan pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan tersebut terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Wilayah Kecamatan Kotagede sebagian merupakan bagian dari bekas Kota Kotagede ditambah dengan daerah sekitarnya. Sedangkan bagian lain dari bekas Kota Kotagede berada di wilayah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Kondisi seperti itu kadang-kadang menyulitkan untuk membangun Kotagede dalam konteks sebagai bekas Kota yang masyarakatnya mempunyai kesatuan sosiologis dan antropologis. Sampai sekarang masyarakat bekas Kota Kotagede dalam kegiatan sosial sehari-hari masih sangat solid dalam kesatuan itu.
Sebagai kota tua bekas Ibukota kerajaan, Kota Kotagede merupakan kota warisan (heritage) yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. Namun hambatan pembagian wilayah pemerintahan akan terus menjadi permasalahan yang tak pernah dibahas dalam tingkat kemauan politik, kecuali masyarakatnya menghendaki.
Suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini, misalnya terlihat di Komplek Masjid Agung Kotagede yang terasa masih seperti di lingkungan Kraton, dimana lengkap dengan pagar batu berelief indah yang mengelilingi masjid, pelataran yang luas dimana terdapat beberapa pohon sawo kecik, serta sebuah Bedug berukuran besar yang umurnya sudah sangat tua, setua Mesjid Agung Kotagede sendiri, selain itu terdapat makam para pendiri kerajaan, pasar tradisional, dan masih banyak lagi hal yang membuat Kotagede terasa begitu nyaman karena unsur tradisionalnya yang sangat melekat.
Berikut adalah tempat tempat spesial yang terkenal dan selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat baik lokal maupun interlokal ;
1.      Pasar Legi Kotagede
Tata kota kerajaan Jawa biasanya menempatkan kraton, alun-alun dan pasar dalam poros selatan - utara. Kitab Nagarakertagama yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit (abad ke-14) menyebutkan bahwa pola ini sudah digunakan pada masa itu. Pasar tradisional yang sudah ada sejak jaman Panembahan Senopati masih aktif hingga kini. Setiap pagilegi dalam kalender Jawa, penjual, pembeli, dan barang dagangan tumpah ruah di pasar ini. Bangunannya memang sudah direhabilitasi, namun posisinya tidak berubah.

2.      Makam Para pendiri Kerajaan Mataram


Kompleks makam para pendiri kerajaan Mataram Islam yang dikelilingi tembok yang tinggi dan kokoh. Gapura ke kompleks makam ini memiliki ciri arsitektur Hindu. Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dan dihiasi ukiran yang indah. Beberapa abdi berbusana adat Jawa menjaga kompleks ini 24 jam.
Kita akan melewati 3 gapura sebelum sampai ke gapura terakhir yang menuju bangunan makam. Untuk masuk ke dalam makam, kita harus mengenakan busana adat Jawa (bisa disewa di sana). Pengunjung hanya diperbolehkan masuk ke dalam makam pada Hari Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat pukul 08.00 - 16.00.  Tokoh-tokoh penting yang dimakamkan di sini meliputi: Sultan Hadiwiijaya, Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senopati, dan keluarganya.
3.      Masjid Kotagede
             

Berkelana ke Kotagede tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke Masjid Kotagede, masjid tertua di Yogyakarta yang masih berada di kompleks makam. Setelah itu tak ada salahnya untuk berjalan kaki menyusuri lorong sempit di balik tembok yang mengelilingi kompleks makam untuk melihat arsitekturnya secara utuh dan kehidupan sehari-hari masyarakat Kotagede.

4.      Rumah Tradisiona : Persis di seberang jalan dari depan kompleks makam, kita bisa melihat sebuah rumah tradisional Jawa. Namun bila berjalan 50 meter ke arah selatan, kita akan melihat sebuah gapura tembok dengan rongga yang rendah dan plakat yang yang bertuliskan "cagar budaya". Di sana terdapat rumah-rumah tradisional Kotagede yang masih terawat baik dan benar-benar berfungsi sebagai rumah tinggal.
5.      Kedhaton
Berjalan ke selatan sedikit lagi, Anda akan melihat 3 Pohon Beringin berada tepat di tengah jalan. Di tengahnya ada bangunan kecil yang menyimpan "watu gilang", sebuah batu hitam berbentuk bujur sangkar yang permukaannya terdapat tulisan yang disusun membentuk lingkaran: ITA MOVENTUR MUNDU S - AINSI VA LE MONDE - Z00 GAAT DE  

WERELD - COSI VAN IL MONDO. Di luar lingkaran itu terdapat tulisan AD ATERN AM MEMORIAM INFELICS - IN FORTUNA CONSOERTES DIGNI VALETE QUIDSTPERIS INSANI VIDETE IGNARI ET RIDETE, CONTEMNITE VOS CONSTEMTU - IGM (In Glorium Maximam).
Dalam bangunan itu juga terdapat "watu cantheng", tiga bola yang terbuat dari batu berwarna kekuning-kuningan. Masyarakat setempat menduga bahwa "bola" batu itu adalah mainan putra Panembahan Senapati. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa benda itu sebenarnya merupakan peluru meriam kuno.
6.      Kerajinan Perak
Selain kota yang penuh sejarah akan kerajaan Mataram, Kotagede ini kerap disebut sebagai Kota perak, karena Kotagede memiliki banyak toko maupun rumah industri yang mengerjakan kerajian perak. Kerajinan inipun memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga dapat memajukan perekonomian warga setempat.


                       Itulah macam-macam tempat wisata budaya yang ada di Kotagede Yogyakarta. Kota yang menyimpan banyak sejarah dan potensi yang tinggi untuk tetap menjadi kota favorit di propinsi DIY . Diharapkan kita sebagai warga Indonesia harus mencintai, menjaga, dan melestarikan warisan budaya yang ada.